01 Apr 2024
CHANDRA ASRI MENCATAT EBITDA SEBESAR US$130 JUTA DI TAHUN 2023
0
IQPlus, (1/4) - Pada tanggal 28 Maret 2024, PT Chandra Asri Pacific Tbk (IDX: TPIA) merilis laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit untuk tahun 2023.
Direktur Perseroan, Suryandi, menyatakan "Chandra Asri mengakhiri tahun 2023 dengan kinerja yang kuat dengan total EBITDA sebesar US$130 juta, dibandingkan dengan EBITDA sebesar US$5,3 juta pada tahun fiskal 2022, atau meningkat sebesar 2.352%. Perseroan juga mempertahankan Liquidity Pool yang kuat pada FY2023 sebesar US$2,67 miliar yang terdiri dari Kas dan Setara Kas sebesar US$1.440 juta, Surat Berharga senilai US$1.029 juta, dan Fasilitas Committed Revolving Credit sebesar US$201 juta.
Pada tahun 2023, Perseroan berganti nama dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk. Perubahan nama tersebut mendukung ekspansi bisnis Perseroan dari bisnis petrokimia menjadi mencakup sektor infrastruktur. Ekspansi ini dimulai melalui anak perusahaan Chandra Asri Group, Chandra Daya Investasi (CDI) yang mengakuisisi Krakatau Chandra Energi (sebelumnya dikenal sebagai Krakatau Daya Listrik) dan Krakatau Tirta Industri, yang masing-masing merupakan bisnis energi dan air. Lebih lanjut, Krakatau Chandra Energi juga berinvestasi hingga US$200 juta untuk meningkatkan kepemilikannya di Krakatau Posco Energy (KPE) dari 10% menjadi 45%, serta rencana pembangunan pembangkit listrik baru berkapasitas 200 megawatt setelah menyelesaikan keputusan investasi.
Pada akhir tahun 2023, Chandra Asri juga bermitra dengan The Electricity Generating Public Company Limited (EGCO) melalui investasi EGCO di CDI dengan total investasi sebesar US$ 194 juta. Serangkaian transaksi ini menunjukkan komitmen Perseroan dalam membangun kemitraan yang kuat dan perannya sebagai investor utama di sektor energi, sambil juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengurangi risiko dengan menciptakan sistem terintegrasi dan terkoneksi di dalam kompleks industri di Cilegon. Ekspansi ini sesuai dengan strategi Programmatic M&A, yang memanfaatkan kekuatan keuangan Chandra Asri dan reputasinya sebagai mitra tepercaya untuk pertumbuhan.
Pada tahun 2023, Chandra Asri juga telah mencapai kemajuan signifikan dalam rencananya untuk membangun Pabrik Chlor-Alkali dan Ethylene Dichloride berskala dunia. Chandra Asri menjalin kesepakatan dengan INA untuk pengembangan bersama yang potensial, sambil juga bergerak maju dengan penyedia lisensi terkemuka dan penawaran FEED (Front-End Engineering Design). Selain itu, ekspansi yang akan mendukung industri hilir aluminium dan percepatan ekosistem kendaraan listrik (EV) domestik ini juga mencakup Letter of Intent dengan INALUM untuk offtake produk dan investasi ekuitas.
Dalam perjalanan ESG-nya, tahun 2023 menandai tercatatnya Perseroan ke dalam IDX ESG Leaders Indexyang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia (IDX), dan masuk dalam 3 besar pada Peringkat Risiko ESG Sub Industri Kimia Komoditas yang di-ranking oleh Sustainalytics, lembaga pemeringkatan ESG internasional. Komitmen Chandra Asri terhadap ekonomi sirkular dan transisienergi juga diakui pada ASEAN Plastic Waste Circularity Award. Kerangka ESG Perseroan juga membawa Penghargaan Emas bagi Chandra Asri pada 2023 SNI Awards. Perseroan juga turut dianugerahi Predikat Emas dan Hijau dalam Program Rating Kinerja Lingkungan (PROPER). Terakhir, Chandra Asri juga dianugerahi National Lighthouse Industry 4.0 atas inisiatif Transformasi Digitalnya. Pengakuan-pengakuan ini menunjukkan komitmen yang solid dan konsisten dari Perseroan dalam keberlanjutan, keselamatan, dan standar yang teladan.
Pendapatan Bersih menurun sebesar 9,4% pada FY2023 menjadi US$2.159,9 juta dari US$2.384,6 juta pada FY2022 yang dipengaruhi oleh gangguan supply-demand eksternal yang menyebabkan penurunan harga jual keseluruhan untuk FY2023.
Beban Pokok Pendapatan menurun menjadi US$2.078,1 juta pada FY2023, dari US$2.395,5 juta di FY2022 terutama disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih rendah yaitu Naphtha dengan rata-rata US$650/T pada FY2023 dibandingkan dengan rata-rata sebesar US$814/T untukFY2022. Hal ini dipicu oleh penurunan harga minyak mentah Brent sebesar 24,2% selamaFY2023 menjadi rata-rata of US$82/barel dibandingkan dengan rata-rata US$99/barel pada FY2022 Pendapatan bersih untuk FY2023 tercatat sejumlah US$2.159,9 juta, turun dari US$2.384,6 juta pada FY2022, terdampak dari gangguan supply – demand eksternal yang berujung pada keseluruhan volume penjualan yang lebih rendah sepanjang tahun.
Volume penjualan pada FY2023 sebesar 1.843 KT, turun dari 1.908 KT pada FY22 diperparah oleh penurunan harga jual keseluruhan untuk FY2023 dibandingkan dengan FY2022
Beban pokok pendapatan menurun menjadi US$2.078,1 juta pada FY2023 dari US$2.395,5 juta di FY2022 terutama dikarenakan harga bahan baku rata-rata yang lebih rendah dengan rata-rata harga Naphtha pada US$650/T pada FY2023 dibandingkan rata-rata US$814/T pada FY2022 seiring penurunan sebesar 20,1% pada harga rata-rata Brent Crude pada FY2023 menjadi US$82/barel dibandingkan rata-rata US$99/barel pada FY2022.
EBITDA
EBITDA pada FY2023 mengalami peningkatan dibandingkan dengan FY2022 karena laba kotor meningkat akibat pemulihan permintaan global di China dan lebih sedikit ketidakpastian global. EBITDA Perseroan adalah US$130 juta pada FY2023 dibandingkan dengan US$5,3 juta pada FY2022.
Laba (Rugi) setelah Pajak Menyusul kondisi yang disebutkan di atas, Perseroan mencatat Rugi Bersih setelah Pajak sebesar US$31,5 juta pada FY2023 dibandingkan dengan Kerugian Bersih setelah Pajak sebesar US$149,4 juta pada FY2022.
Total Aset
Perseroan membukukan Total Aset sebesar US$5.614,5 juta per 31 Desember 2023, meningkat 13,9% dari US$4.929,9 juta per 31 Desember 2022. Total Liabilitas Perseroan mencatat Total Liabilitas sedikit lebih tinggi sebesar US$2.620,5 juta pada 31 Desember 2023 dari US$2.120,8 juta pada 31 Desember 2022.
Arus Kas (Digunakan untuk)/Diperoleh dari Aktivitas Operasi Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasional selama FY2023 adalah sebesar US$132,2 juta dibandingkan dengan kas bersih yang digunakan dalam aktivitasoperasional sebesar US$249,4 juta pada FY2022, sebagian besar karena pembayaran yang lebih rendah kepada pemasok untuk pembelian bahan baku dan persediaan selama tahun tersebut, sebagai bagian dari berbagai upaya untuk mengoptimalkan modal kerja keseluruhan kami, dikombinasikan dengan EBITDA yang lebih tinggi.
Arus Kas (Digunakan untuk)/Diperoleh dari Aktivitas Investasi
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada FY2023 adalah sebesar US$414,3, dibandingkan dengan kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar US$291 juta pada FY2022. Perseroan memiliki investasi di anak perusahaan dan mitra usaha pada FY2023 sementara memiliki investasi yang lebih rendah di aset keuangan pada FY2023 dibandingkan dengan FY2022.
Arus Kas (Digunakan untuk)/Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tercatat lebih rendah sebesar US$317,9 juta pada FY2023, dibandingkan dengan US$365,2 juta kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada FY2022 karena pendapatan yang lebih rendah dari fasilitas pinjaman jangka baru dan penerbitan obligasi IDR baru, bersamaan dengan pembayaran pokok dan kewajiban obligasi, sebagai bagian dari upaya proaktif untuk mengoptimalkan biaya rata-rata tertimbang pendanaan dan struktur modal keseluruhan Perseroan. (end)