16 Aug 2024

INVESTOR ASING DIPREDIKSI MULAI MENJAUHI OBLIGASI THAILAND

IQPlus, (16/8) - Investor asing mungkin mulai menjauh dari obligasi negara Thailand. Hal itu karena prospek kebijakan moneter yang lebih ketat dibandingkan dengan negara-negara lain dan meningkatnya risiko politik di negara tersebut mengurangi daya tariknya. Mengutip The Business Times, Jumat, 16 Agustus 2024, itu akan menandai perubahan sentimen setelah dana global menggelontorkan US$1,7 miliar ke obligasi Thailand kuartal ini, yang terbesar sejak 2022, menjadikan obligasi tersebut salah satu yang berkinerja terbaik di kawasan tersebut. Prakiraan penurunan suku bunga di Korea Selatan, India, Filipina, dan Indonesia tahun ini kemungkinan meningkatkan daya tarik obligasi negara mereka atas utang Thailand, dengan Bank of Thailand diperkirakan baru akan mulai memangkas suku bunga tahun depan. "Obligasi Pemerintah Thailand mungkin tidak mengungguli negara-negara Asia yang sedang berkembang dalam enam bulan ke depan karena ekspektasi penurunan suku bunga 50 basis poin yang moderat dan tertunda hanyapada 2025," kata Ahli Strategi Suku Bunga Senior Asia di Australia & New Zealand Banking Group Jennifer Kusuma, di Singapura. "Sentimen asing kemungkinan akan terpukul terlebih karena kekosongan politik yang berkepanjangan akan meningkatkan ketidakpastian seputar prospek pertumbuhan dan kebijakan," tambahnya. Saham Thailand anjlok pada Rabu, menandakan meningkatnya premi risiko politik di negara tersebut setelah Mahkamah Konstitusi memberhentikan Perdana Menteri Srettha Thavisin dari jabatannya setelah menyatakannya bersalah atas pelanggaran etika. Beberapa investor mungkin juga melihat peluang untuk mengambil untung setelah indeks Bloomberg dari obligasi Thailand mengindikasikan pengembalian sebesar 6,80 persen sejauh kuartal ini, tertinggi di negara berkembang Asia setelah Malaysia. (end/ba)
Top