release 2025-07-15

BRI Danareksa Sekuritas Gelar Market Outlook Second Half 2025

BRIDS Gelar Market Outlook Second Half 2025 Unduh

Jakarta, 15 Juli 2025 – Memasuki paruh kedua tahun 2025, dinamika pasar keuangan terus bergerak dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik yang masih berlanjut, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara utama di dunia. Hal tersebut menuntut para investor untuk lebih cekatan dalam menganalisa dan menangkap peluang yang ada.

Demi menjawab kebutuhan tersebut, BRI Danareksa Sekuritas (“BRIDS”) menggelar acara Market Outlook Second Half 2025 bertajuk “Unlocking Trends, Timing Your Trades”, yang menghadirkan pembicara- pembicara ahli dan kompeten di bidangnya, mulai dari ahli ekonomi dan sektoral, emiten dari sektor yang sedang hangat diperbincangkan, hingga profesional trader. Acara ini digelar di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, dan dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari nasabah BRIDS, komunitas, dan mahasiswa.

Direktur Treasury & International Banking BRI, Farida Thamrin, mengungkapkan bahwa acara ini merupakan bukti nyata komitmen BRIDS dalam memperkuat inklusi keuangan dan mendukung pertumbuhan akses pasar modal di masyarakat.

“Pertumbuhan kinerja bisnis ritel BRIDS tercatat bertumbuh selama 45% selama semester I 2025 meskipun di tengah tantangan geopolitik saat ini. Hal ini juga didukung dengan adanya pengembangan BRIGHTS EASY yang memudahkan nasabah bertansaksi Saham, Obligasi, Reksa Dana dan EBA Ritel dalam satu kemudahan. Kami berharap acara ini dapat memberikan banyak manfaat untuk melangkah lebih yakin di tahun 2025,” ungkap Farida.

Senada dengan Farida, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menekankan peran penting investor ritel di tengah ketidakpastian global.

“Investor ritel berkontribusi dalam penyerapan 90% saham yang dijual investor asing. Jadi ritel kita yang besar dan kuat akan menjadi fondasi yang sangat baik bagi pertumbuhan pasar modal kita ke depan” jelas Jeffrey.

Setelah sesi pembukaan, acara dilanjutkan dengan paparan market outlook dari para pembicara ahli yang membahas kondisi makroekonomi, potensi sektoral, hingga strategi teknikal yang relevan untuk menghadapi pasar di semester dua 2025.

Head of Equity Research BRIDS Erindra Krisnawan menyampaikan bahwa meskipun ekonomi global masih menunjukkan perlambatan, kondisi domestik Indonesia memberi harapan akan pemulihan pasar yang sehat.

“Meski ekonomi global masih melambat. Namun, hal itu diikuti dengan stabilitas ekonomi dalam negeri yang masih baik. Selain itu, valuasi pasar saham Indonesia masih tergolong rendah ini menjadi peluang menarik bagi investor jangka menengah. Prospek pemulihan ditopang oleh BI rate yang lebih bersahabat, serta akselerasi belanja negara. Sektor yang kami soroti antara lain konsumer dan telekomunikasi,” papar Erindra.

Melengkapi pandangan makro tersebut, Ronald A. Hutagalung, Manager Investor Relations dari Pertamina Geothermal Energy (PGEO), memberikan perspektif dari sektor strategis, khususnya energi terbarukan, yang kini menjadi fokus transisi nasional yang menyoroti besarnya potensi energi terbarukan di Indonesia, khususnya panas bumi, sebagai penggerak transisi energi nasional.

“Dengan dukungan kebijakan nasional dan pembangunan infrastruktur seperti Supergrid, kami di PGE berkomitmen menjadi penggerak utama transisi energi bersih. Kami menargetkan kapasitas terpasang hingga 1,7 GW pada 2033 serta mendorong investasi pada pengembangan produk turunan panas bumi dan industrialisasi komponen pendukung pembangkit. Kinerja kami pun solid, dengan EBITDA margin berkisar 80% dan availability faktor mendekati 100%” jelas Ronald.

Kemudian, Dari sisi teknikal, Om Ben, Professional Trader & Stock Enthusiast, menutup sesi outlook dengan membagikan strategi praktis yang dapat diterapkan investor ritel untuk menghadapi dinamika pasar yang penuh tantangan.

“Trading bukan soal cuan besar sesaat, tapi soal konsistensi dan disiplin. Di semester dua ini, siapkan strategi yang jelas, risk management yang ketat, dan mental yang sabar. Fokus pada saham-saham IPO dan strategi swing trading berbasis support resistance. Jangan FOMO, evaluasi rutin, dan hindari overtrade. Momentum tetap ada, apalagi dengan banyaknya saham big cap yang sedang terdiskon dan aksi korporasi menarik” papar Om Ben.

Top